Senin, 10 September 2018

Kaca mana... kaca!!

Belakangan kami maksudnya kanda dan adindanya ini diberi kesempatan menguji kesabaran pada hal yg berulang-ulang kejadiannya. Tentang Panglima dan Senopatinya...

Entah apa yg ada di otak mereka, berulang kali mereka melakukan kesalahan yg sama pada hal yg sama hanya waktunya saja yg berbeda. Tiap pagi bangun tidur kanda pasti sudah mulai ngoceh tentang ipang yg lambat kalau dikamar mandi, makannya lama, pakai baju lama... diomelin berkali-kali maka pengulangannya juga sesuai jumlah omelan yaitu berkali kali..

Setiap dimarahin ipang malah cengar-cengir seperti tidak merasa bersalah. Ini bukan ipang yg dulu saya kenal, dia berubah... Saat memarahinya agak keras dan sepertinya dia tak tahu dia salah maka ipangpun menangis sekeras marahnya kami padanya..
Tiap hari tangisan menemani kami di ruang sempit apartment itu.

Berat sebenarnya hidup yg kami rasakan kini saat harus memecah konsentrasi antara sekolah dengan menangani anak2 yg entah mengapa jadi terasa ujian bukan barokah.

Itu baru ipang,,lain lagi gagah.. Anak ini semakin lama semakin tak mampu menerima masukan, selalu ingin dituruti kemauannya. Kalau ada yg tidak berkenan dihatinya dia akan tantrum guling-guling tak kenal waktu dan tempat juga memukuli orang disekitarnya. Jika sudah punya keinginan..haruss...

Pernah suatu kali dia tantrum  guling-guling di jalanan depan apartment hanya karena mau beli permen lolipop tdk diijinkan, teriak2 dalam kamar itu sudah rutinitas setiap hari. Lelah rasanya...

Namun saat diri ini merenung, mereka adalah anugrah yg dititipkan dan pasti kamipun dimampukan. Saat saya melihat gagah yg manis, tapi bringas saat kehendaknya tak terwujud, saya ingat diri saya.. saya ramah sama semua orang tapi saat memegang teguh keinginan maka harus itu dan tak bisa dirubah.. kalau ada yg tak sreg dihati karena tak sesuai ekspektasi saya pun meradang dan hanya bisa luluh dg kelembutan. Itulah gagah yg akan reda amarahnya saat saya peluk, saya mengalah dan saya sayang..maka gagah akan terima mengapa dia tidak diijinkan melakukan itu.

Saat gagah sadar diapun manis lagi, seperti ibunya. Sayang kami belum mampu bermanis ria selalu dengan anak saat pikiran kamipun kalut.

Ipang yg tampak cengeng, suka tak dengar apa yg diperintahkan. Mungkin bukan dia melawan tapi jika diingat Sang ayahpun memiliki sifat melankolis seperti ipang, ada kalanya Kanda menangis, tak suka mengobati luka dg betadine atau abotyl yg katanya perih.. nah sama dengan ipang yg suka tampak cengeng. Perihal tak dengar perintah, kandapun terkadang harus dipanggil berkali kali untuk mengajaknya fokus membahas sesuatu. Saat kanda sedang fokus ke hal lain misalnya lagi menghadapi laptop tapi saya ajak ngobrol maka kanda suka tidak ngeuh.. lalu apa bedanya dengan ipang?

Mereka itu seperti refleksi kita, maka saat ingin mengatasi mereka sebenarnya yg perlu diatasi adalah diri kita. Bagaimana mengendalikan diri kita begitulah cara mengendalikan mereka.. maka saat merasa a
da yg aneh dg mereka mungkin kita yg mengawali keanehan itu

Jadi? Kaca mana kaca? Ngaca dulu dith jangan langsung marah.. (semoga bisa)

Nasehat untuk diri sendiri .... semoga kalian jadi anak anak soleh yahh meski kami orang tuanya juga masih belum soleh hanya terus mencoba menyolehkan diri

Dithia....110918

Dia sudah mampu berkata

 Setelah 3 tahun usianya mulailah Laksamana banyak bicara. Tampaknya dia agak lebih lambat dibanding kakak kakaknya, tapi tak mengapa setiap...