Minggu, 09 April 2023

Kita Gak Pernah Tahu

 Seperti biasa malam ini sebenarnya diriku letih karena habis perjalanan jauh pulang kampung dari cilacap namun entah karena sentimentil atau efek kafein yang tinggi akibat ngopi aku jadi merenungi sesuatu. Merenungi banyak hal terkait obrolan-obrolan dengan kanda. Sepanjang pulang kemarin kita banyak bercerita saat punya kesempatan berdua di mobil (karena moment ini sudah mulai jarang dipersembahkan_kaya iklan ditipi hehehe) terkait anak sudah semakin banyak dan aktifitas-aktifitas lain yang seakan hidup hanya di dunia saja. Sibuuuukkkkk...... 

Tumpukan obrolan ini di mulai saat kanda cerita ttg temannya yang sakit kanker dan disaat temannya itu butuh sang suami, suami malah memilih masuk kantor. Temannya itu sedih dan bilang"selama ini saya hidup tanpa dia tak apa-apa kita sibuk masing-masing namun ketika saya butuh dia, dia malah tidak memilih menemani saya" 

Teman-teman kanda yang saat itu juga menjeguk langsung menyidir para laki-laki. tentu saja yang nyindir ya emak-emak. " Tuh lelaki mah suka gitu, gak ngerti sama maunya kita, gak suka bantu2 kita"

Kanda membela diri" ya tergantung laki2nya lah"... ah semua sama aja" kata temennya.

Saat itu aku cuma tersenyum karena akupun mengiyakan pembelaan diri kanda, karena kanda bukan lelaki macam itu. Sama sekali jauh dari itu... Dia Kanda....bukan lelaki kebanyakan.

Cerita selanjutnya, saat kanda cerita tentang seseorang yang sangat kita kenal sudah berumur dan diisukan bercerai dengan istrinya dan menikah dengan wanita lain.

kanda bilang" Kok bisa??? kan mereka sudah bersama berpuluh-puluh tahun, jauh bangun bersama dan saling menguatkan dengan ribuan masalahnya, selesai begitu saja? hanya karena wanita yang baru dikenal?

Disitu saya diem aja, karena mungkin kanda gak berpikir sejauh itu. saat ini kanda menikmati kebersamaan keluarga dan gak kepikiran kearah sana. 

Sayapun komentar singkat" Kita gak pernah Tahu..... dan banyak memang kejadian begitu karena semakin berumur lelaki tetap gagah namun kita (perempuan)semakin layu dan menua" walau kita gak tau sebabnya apa.. dan katanya semakin berumur lelaki ada fase seperti itu. dan kita gak pernah Tahu.... Kita berdoa aja yah... semoga kita dijauhkan dari rasa-rasa begitu..


Disaat kanda masih me-ratukan saya sekarang yang kemarin saat kucel dan lecek abis masak dia ajak bertemu temen2 di desanya. Trus saya bilang gak pede karena belum dandan. Dia jawab " jangan dandan nanti istri temen2 kanda kebantingnya jauh. Terus pas saya jawab, tapi bajunya bau abis masak dijawab " gakpapa kan memang gak boleh dicium orang laen buat kanda aja"


Ya begitulah dia dengan ribuan rasa sayangnya tetap membuat saya bilang "kita gak pernah tahu dan selalu ikat dengan doa-doa untuk takdir terbaik.


Good night .... Dithia 100423 1:11 WIB


Selasa, 21 Februari 2023

Ibu yang waras

 Sekarang sedang viral cerita tentang kesehatan mental seorang ibu. ini dipicu dari kisah seorang ibu yang tega melukai bahkan salah seorang anaknya terbunuh olehnya. Dia berkata tidak ingin membuat anaknya menderita hidup seperti dia dan ingin disayang suami. Para ibu melihat hal ini justru banyak merasa iba termasuk saya. Being a mom is not my comfort zone. Jika wanita lain memang mengidam-idamkan menikah dan segera memiliki keturunan juga sangat antusias dengan anak-anak, namun saya tidak.

Sejak dulu saya tidak suka anak-anak, tapi childrenfree bukan pilihan saya sejak memutuskan menikah. Karena tujuan sy menikah ya hanya beribadah dan menggenapkan agama maka dikasih dan tidaknya anak menurut saya itu ya siklus aja. Kalau bahasa ibu-ibu jaman layangan putus "it's not my dream" namun  semua yg bukan mimpi justru jadi kenyataan and i'm not regret about that. Kalau kata kanda, justru itu seninya hidup ada yg kita harapkan belum hadir namun yg kita gak impikan (terkadang itu impian orang lain) justru datang ke kita. Disanalah letak ujian dan tantangan itu ada, jika semua berjalan sesuai apa yg kita mau...semudah itu.. lalu apa guna syurga sebagai hadiah?

Saya belum menjadi ibu yg baik. Mungkin saya dosen yg enerjik, banyak sharing ilmu, asik di ajak ngobrol. Saya juga istri yg supportive, teman yg full of caring namun sebagai ibu nilai saya masih SPBU.."mulai dai NOL". Saya hampir tiap hari ngomel-ngomel ke anak gak jarang saya berteriak ke mereka dan beberapa kali saya memukul mereka meski tidak dalam kategori membahayakan dan tidak berbekas. 

Minggu-minggu lalu saya sangat marah ke mereka karena tidak mampunya mereka diajak bekerjasama untuk tenang beberapa jam saja selama saya mengajar online. Mereka berisik, saling bercanda dan diselingi bertengkar sepanjang hari. Padahal sejak pagi mereka telah diberitahu bahwa saya ada kelas hari ini. keadaan ini membuat saya emosi dan meneriaki mereka seperti orang tidak waras. Setelahnya saya masuk kamar dan masih berteriak-teriak sambil menangis. Kanda masuk kamar dan mengelus punggung saya hingga saya tenang dan berhenti menangis. Setelahnya saya diam selama 2 hari tidak berkata apa-apa ke anak-anak. Kemudian kembali memaafkan saat saya ingat bahwa ibulah yg mengajarkan anaknya menjadi pemaaf. Karena ALLAHpun memaafkan kesalahan kita meski selalu diulangi maka ibu yg tidak mau menjadikan anaknya pendendam harus terus memaafkan meski kesalahan mereka berulang-ulang. Namun kesadaran seperti itu gak selalu otomatis hadir krn ibu pun lelah. 

Maka jika ada yang bilang childfree itu adalah salah satu kita buat anti-aging ya mungkin benar. Namun, apakah hidup kita selalu ingin seperti ibu tiri snow white yang terobsesi menjadi orang tercantik sedunia sepanjang masa?? atau seperti benjamin button yang akan terus muda saat usia semakin bertambah?? Ingat Lydia Kandau pun menua dan menggendut. maka saat keberadaan anak menjadikan kerutan kita bertambah, kantung mata menghitam dan ukuran badan tidak kembali seperti saat masih gadis belia. Biarlah... dan Terimalah.. karena dibalik amarah selalu ada cengiran gagah yang meng-ademkan hati, diantara penat ada bala bantuan ipang yang selalu siap sedia, dan... oh iya saat tulisan ini di publish anggota baru keluarga sudah hadir Sang laksamana... Bayi berlesung pipi dalam meskipun ayahnya bukan Afgan... Senyum lesung pipinya selalu meluruhkan kesal-kesal dihati... walau tak jarang tangisnya membuat emosi kembali meninggi. 

Ibu harus waras, dan ibu boleh salah.. semoga segala sesuatu yang dilakukan ibu dengan penuh kesalahan ini masih menjadi nilai ibadah dan menyelamatkan keluarga ini dari siksa akherat.. Itulah tujuan masih bertahan dengan berbagai jenis anak-anak. Karena anak tidak hanya berkah tapi terkadang ujian yang menjadikan kita kuat dan pantas untuk mendapat piala keridhoan Yang Memberinya.


Dithia210223


Dia sudah mampu berkata

 Setelah 3 tahun usianya mulailah Laksamana banyak bicara. Tampaknya dia agak lebih lambat dibanding kakak kakaknya, tapi tak mengapa setiap...