Selasa, 10 September 2019

Jangan ukur baju di badan orang lain

Saya suka bercerita tentang keluarga di sosial media saya, sebenernya itu bukan untuk orang lain namun jika ada yang bisa memperoleh manfaat daripadanya ya silahkan. Saya menyimpan semua kenangan itu agar saat saya sedang marah saya lihat betapa manisnya mereka, ketika saya sedang jauh saya bisa menikmati saat bersama mereka. Kenapa gak di privasi aja? lha follower saya bukan cuma para orang yang baru kenal saya, adik dan kakak saya, tetangga rumah, sahabat2, dan mungkin termasuk saudara yang sedang terpisah oleh jarak namun semoga hati tetap bersama dengan berbagi kabar-kaabar saya. Ada yang terganggu saat saya berbagi kelucuan anak-anak saya atau adegan yang romantis dengan suami saya. Jika terganggu silahkan unfollow saja saya, namun jika ada hikmah yang dapat diambil silahkan di follow. Follower saya hampir semua saya kenal, karena kalau gak kenal saya reject mau di sosmed saya yg manapun kecuali jemari saya sedang eror meng-iyakan itu pun hanya beberapa persentase makanya follower saya gak begitu banyak. Semua postingan saya rata-rata postingan terbatas kecuali ada yang meminta untuk go publik, buat saya tulisan saya itu untuk diri sendiri bukan harus didebatkan oleh orang lain. Setiap kepala punya pikiran beda dan gak bisa memaksa orang lain untuk setuju. Postingan saya tentang keluarga juga masih di batas norma keromantisan, karena diluar postingan kami sebenarnya ya lebih dari itu... hanya saja dipilih yang berhikmah saja. Postingan saya juga  hanya tentang kebaikan mereka karena keburukan gak perlu juga di abadikan dan dibagi untuk yang lain. Postingan saya dibagi beberapa section, cerita lucu ipang dan bahasan uneq2 khalayak umum saya post d FB, kalau foto2 baik keluarga dan berdua dg suami dan cerita di balik itu saya share di IG, kalau quotes2 romantis saya ke suami saya simpen di twitter (yang temennya bisa ditung pake jari dua orang), Lelucon gagah saya share di WA status dan story IG, percakapan dg suami saya share di WA status yang sangat terbatas isinya uma 30 orang keluarga dan sahabat perempuan. Dan cerita panjang begini tentang hati saya saya tulis lebih panjang di sini kalau lagi gak sibuk... hahahaha

Nah ini cerita tentang postingan-postingan saya tentang gagah. Gagah memulai fase kritis bicara sekarang, mulai keluar kata-kaata ajaib seperti ipang dulu. Dulu ipang saya post di fb maka gagah saya post di ig story sekedar rekapan yang mungkin suatu hari mereka akan bisa baca sendiri begitu lucunya mereka diumur itu. Eh entah bagaimana... biasanya yang ngerespon postingan saya paling hanya emoticon ketawa atau komentar "lucu banget ya" tiba-tiba  ada yang nge DM dan harus saya accept DM.nya karena saya gak follow dia walaupun saya kenal. Beliau langsung komentar tentang "percakapan lucu antara saya dan gagah yang bertema gagah gak suka dikasih duku tapi kalo duren mau". Ini percakapan sederhana ya nikmatilah sebagai narasi sederhana untuk hiburan bukan untuk dianalisa kepribadian si anak. Beliau bertanya apakah gagah suka nonton youtube? karena profesor youtube yang biasanya gitu. Helooooo..... anak-anak saya itu punya ibu tergalak di dunia, yang sangat ketat dalam berinteraksi dg hp bagi anak (kalau ibu boleh hahaha). Mereka boleh nonton tapi paling hanya 5 menit sehari karena saya gak mau diusia dini harus berkacamata seperti saya walau dari jenis tontonan akan bisa selektif jika orang tua selalu mendampingi. Sekali lagi saya membatasi anak menonton didominasi kuatir dg kesehatan mata karena tentang konten ya banyak yang bagus-bagus juga sebagai tontonan.

Anak-anak saya itu sudah punya bakat ajaib sejak lahir dan makin ajaib saat bisa ngomong, dan saya rasa banyak anak-anak yg juga ajaib sejak ada youtube ataupun belum ada. Karena kritis itu fitrah. Maka saat ada kemampuan-kemampuan amazing dari mereka nikmatilah, record dan analisa kedepannya kita harus arahkan mereka kemana bukan membandingkan antara anak-satu dengan anak orang lain. Jangan pernah mengukur baju sendiri di badan orang lain (pepatah ini mah ya karena sesungguhnya suka aja ada yang saling pinjem baju).  Bagaimana pun cara anda dan saya mendidik anak tak perlu di bandingkan namun saling belajar dari pengalaman boleh meski aplikasikan dan hasilnya belum tentu sama. Anak di ciptakan berbeda maka perlakukan mereka berbeda namun dg kasih sayang yang sama. Satu yang jelas sama pada setiap orang tua, mereka akan mendidik anak dan menyayangi mereka dengan segenap usaha terbaik dan tulus dari hati mereka...bagaimanapun caranya... kecuali kasus khusus beberapa orang tua.

Gitu aja yah...semangat buat semua orang tua..kita semua punya harta karun yang sekarang terserah kitaa tuh harta mau di apain. Cuma disimpen di peti, di pake jajan permen dan chiki, atau dipake bangun pesantren training guru-guru berkualitas, atau di pake keliling dunia...terserah selama itu untuk kebaikan dan tentu input dan produknya akan beda-beda.

yang masih belom punya harta karun berupa anak, maka akan banyak caara mencari harta lain dan tetap akan bermanfaat selama niat baik dari hati-hati tulus. Tak pernah menjadi hina dan hilang kemuliaannya seorang Aisyah saat bliau meninggal tetap dalam keadaan tak memiliki anak.

Dithia-----11/09/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dia sudah mampu berkata

 Setelah 3 tahun usianya mulailah Laksamana banyak bicara. Tampaknya dia agak lebih lambat dibanding kakak kakaknya, tapi tak mengapa setiap...