Rabu, 12 Juli 2017

Obrolan ringan di atas pesawat

Saya dan kakanda di atas pesawat menuju lampung dari jakarta. Saat itu hari sudah menuju malam, lampu-lampu sudah dinyalakan. Ketika akan mendarat tampaklah cahaya lampu-lampu dari daratan. Kebetulan (eh tidak ada yg kebetulan di dunia ini) suami saya tercinta ini suka sekali dg pemandangan lampu di malam hari, walaupun saya tidak. Terkadang saat di jalan dia menunjukkan ke saya " Dinda itu ... itu bagus ya" . "Apanya?" jawab saya. " Lampunya.."Kata dia.. "Ohh... lampu" (apanya yang bagus, ya lampu mah gitu-gitu aja kata saya dalam hati hihihihi). Nah kembali lagi dg cerita di atas pesawat, saya yg memulai obrolan berikut ini:

Saya: " Kand, itu lampu warna-warni!Kesukaan Kanda"
Kanda:  "Hmm...tapi gak teratur ah, gak kaya di negara orang"
Saya : " Maksudnya gimana? Kan lampu juga"
Kanda : Kalau memandang langit di singapura atau malaysia malam hari akan terlihat jelas tata kota, yang mana jalan, yang mana rumah. semua cahaya lampu tersusun rapi. Seakan mereka menyusun kotanya dari atas. Tidak seperti Indonesia berantakan seperti tidak terprogram mau bangun apa.
Saya : Hmm... analogi yang bagus
Kanda : Maksudnya?
Saya : Itu analogi seperti takdir Allah, kalau Allah kan selalu merancang kita dari atas, terprogram jelas mau di jadikan apa kita. Kebanyakan kita yang protes ttg takdir Allah padahal kita tidak tahu dan tidak melihatnya dari atas sebagaimana indahnya rancangan itu. Jangan sampai kita dibiarkan mengobrak abrik sendiri dan tak menerima takdir-takdirnya hingga hidup kita berantakan seperti lampu-lampu di Indonesia yang ada tanpa rencana yang matang. Semoga minimal kita hidup tersusun seperti negara Singapura rapih dan teratur... Hayu atuh kapan kita ke singapura...
(Ujungnya gak enak ya sayang...hahahahaha... dan dikabulkan sambil meringis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dia sudah mampu berkata

 Setelah 3 tahun usianya mulailah Laksamana banyak bicara. Tampaknya dia agak lebih lambat dibanding kakak kakaknya, tapi tak mengapa setiap...