Ada yang bilang kodratnya wanita itu di sumur, dapur dan kasur maka mau setinggi apapun pendidikan wanita maka ujung-ujungnya akan ketempat itu... Eh bentar sekarang udah jarang sumur ya (kebayang kan lubang besar dengan tali timba yg kalau kita teriak bisa muncul gaung di dalamnya..zaman saya kecil sih masih ada).. apa ya gantinya..hmm.. air pancur biar -ur juga ujungnya hahaha maksa.. Maka ada yang berlatih melakukan pekerjaan rumah tangga sebelum mereka menikah, atau ada yang selalu diwanti-wanti sama ortunya dari kecil untuk terampil biar di sayang suami katanya.
Kejadian rumah tangga saya tidak seperti itu, saya adalah anak rumahan malas jalan-jalan keluar di waktu senggang, hobinya baca buku diatas kasur dan juga jarang melakukan pekerjaan rumah selain nyuci piring. Ritual rutinan keluarga saya adalah piket nyuci piring, mau anak lelaki atau perempuan semua ada giliran nyupir (nyuci piring) istilah kami. Buat beres-beres rumah dan nyuci baju dari kecil kita dibiasakan ada yang bantu, masak??? ya mamah tercintalahh kalau weekend, sisanya beli di warung karena mamah dan papah semua kerja, dan kehidupan seperti itu yang beli nasi uduk buat sarapan atau bikin mie instan kalau lapar di malam hari itu sudah rutinitas keluarga kami sampai satu persatu anak-nya dewasa dan alhamdulillah adem ayem aja.
Hal begini yang bikin saya baru terbiasa beres-beres dan nyuci baju saat jadi mahasiswa, masak?? saya diajarkan cara memasak dasar oleh papah saya sewaktu mamah ada pelatihan selama 3 bulan (zaman saya SMP kayanya), dan suka sekedar bantu mamah motong-motong bahan makanan dan giling bumbu kalau mamah lagi masak, apalagi pas mau lebaran..hihihi rempong.
Terus bagaimana cara saya akhirnya menjadi seorang ibu yang kata keluarga saya koki hebat? "Chef ibu" kalau kata kanda, dan selalu memastikan anak dan suami bisa pakai baju rapih jali setiap hari?? Seberapa besar saya dibayar untuk bisa melakukan itu? atau seberapa banyak kursus yang saya lakukan untuk menjadi handal??
Semua bisa saya lakukan dengan baik saat cinta selalu menyelimuti hati saya, saat orang-orang yang disebut keluarga dan tak ternilai dg rupiah, dolar, atau bath menguatkan saya untuk menjadi "Super Ibu".
Maka saat ada rekan kerja saya menguji ipang dg pertanyaan "Ipang ibu suka masak gak?"
"Suka"kata ipang
"Masakan ibu yang enak apa pang" lanjutnya
"Semua masakan ibu enak" jawab ipang..
hahahaha sudah di latih tuh buat jawab begitu.... (ya kagak lah hahaha)
Sahabat saya yg pernah beberapa kali main kerumah dan nyicipin masakan saya bilang "Enakk banget sih Dith masakannya.. perasaan dulu waktu mahasiswa gak pernah masak"
(Pake adegan suka telpon mamah buat nanya resep padahal)
Ada mahasiswa yang bilang" Bu mau dong dimasakin ibu.."
nah untuk pertanyaan ini saya akan jawab "Mohon maaf saya gak suka masak, saya hanya masak karena cinta maka masakan saya hanya untuk kakanda, panglima, dan senopati"
walaupun saya sedang pulang kampung, saya hanya sekedar bantu-bantu mamah masak bukan koki kepala, gak berani saya mencampuri rahasia resep cinta-nya Mamah.
Hanya cinta yang buat saya yang gak suka banget menyetrika, menjadikan kegiatan menyetrika menjadi belahan jiwa saat di Thai, dulu di Bandung kita lebih milih melaundry disini kita pilih nyuci di mesin cuci namun setrika oleh"Ibu".
Maka saat mertua saya menelepon dan menanyakan saya, kanda bilang "Ibu lagi nyetrika"
"Wah... prihatin yahh" maksudnya sekarang bisa hidup prihatin.
buat saya enggak juga sih, karena entah mengapa sekarang saya jadi menyukai pekerjaan rumah yang saya benci ini karena setiap lipatan baju rapih akan membuat para ganteng saya makin ganteng. Tantangan terbesar menyetrika saat harus menyetrika baju kerja kanda yang "gak boleh ada dua garis" ini tantangan besar seperti Nadine Chandrawinata naik ke puncak Mahameru (Lebayy..) dan saat saya berhasil... :Puasss.
Saat saya masak dan semua makanan habis sambil dikomentari trio ganteng
" ibu masak apa sih ini enak amat" kata ipang
"Resepnya gimana ini bu" kata Kanda
Gagah??? dia yang megangin mangkok dan ngabisin tanpa ibu nyicipin sebelah mana enaknya.
Kita gak selalu masak, gak selalu beres-beres rumah, gak selalu nyuci dan gak selalu nyetrika.
Ada kalanya saya hilang mood, "beli aja yahhh, besok aja yahhh nyucinya, lagi males nyapu nih"
Saat itu tiba maka kanda tau ada rasa cinta saya yang sedang kurang, harus di support olehnya dengan menggantikan saya melakukan pekerjaan itu, atau memanjakan saya dengan beli sesuatu yang saya suka seperti thai tea, chicken crispy, coklat, susu kedelai, jambu air dan semua makanan yang menurut kanda saya suka habiskan jika ada.
Jadi..... Ibu rumah tangga itu menyenangkan... saat ada cinta maka semua kita bisa. Pertanyakan kondisi cinta saat ibu mulai banyak mengeluh, support selalu karena ibu seperti mesin hidup yang memiliki hati yang mampu melakukan apapun jika keadaan mesin dan hati baik.
Buat yang belum dan baru mau jadi ibu tangga, gak perlu risau ada amatiran macam saya saat memulai dan menjadi profesional saat mau belajar, karena Ibu rumah tangga adalah pembelajar sejati yang tak hanya menangani benda mati (rumah dan perabotannya) tapi juga mahluk berhati (suami dan jika takdir juga bersama anak-anak)
Saat ada orang yang masih menghargai ibu rumah tangga dari sekedar uang bulanan yang tak seberapa, ketahuilah banyak ibu rumah tangga yang justru punya uang jauh lebih banyak dari pengusaha-pengusaha namun tetap melakukan aktifitas rumah tangga bukan karena keharusan (bahkan kalau mau mereka bisa bayar asisten rumah tangga berorang-orang) tapi semua karena cinta. bukan cinta pada keluarganya saja, namun mencoba meraih cinta yang Maha Cinta. Saat setiap nafas adalah ibadah maka saat setiap helai baju setrikaan, setiap sendok sup ayam, setiap ayunan sapu penghapus debu adalah demi mencapai keberkahan dunia akherat.. Itu semua pilihan... Ibu-ibu macam gini bahkan bisa nyumpel mulut si penyinyir pekerjaan ibu rt dengan uang mereka yang jauuuhhh lebih banyak dari para julider.
Tapi setiap ibu pasti selalu punya hati lapang untuk seseorang yang masih dianggapnya anak-anak... ya namanya juga anak-anak suka gak pake otak dan hati klo ngapa-ngapain, pecicilan gak karuan (itu mah Gagah sama Ipang) hehehe
Ini jawaban saya buat seorang anak dari ibunya yang ikut mengomentari tarif 80 juta yang dibandingkan dengan uang bulanan ibu rumah tangga..
-----Dithia Hatyai, Thailand 15012562----
Akhirnya sempet ditulis
Ini Kisah Kerajaan kecil yang tersusun karena bangunan berbahan baku perjuangan cinta. Didalamnya berupa hati seorang wanita yang disayangi oleh 4 lelaki. Kakanda, Panglima, Senopati dan si kecil Laksamana... Semoga Kisah ini dapat jadi pelajaran meski tak selalu berwarna merah jambu YM
Senin, 14 Januari 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dia sudah mampu berkata
Setelah 3 tahun usianya mulailah Laksamana banyak bicara. Tampaknya dia agak lebih lambat dibanding kakak kakaknya, tapi tak mengapa setiap...
-
If I should choose one thing that I will never forget, maybe I cannot stand to one moment because for me every time that I spent in Thai...
-
Sore ini saya dan kandapun ngobrol-ngobrol ringan setelah di teriknya siang kita keliling bandung dalam rangka mencari ekspedisi pengiriman ...
-
Salah satu hobi kami adalah jalan-jalan berdua, kaya waktunya kita aja gitu"our time". Minta ijin ke anak-anak buat jalan-jalan y...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar